Membuat perencanaankeuangantidak bisa dilepaskan dari aktivitas investasi. Pasalnya, berinvestasi merupakan alat untuk mencapai tujuan finansial, dan bukan merupakan tujuan itu sendiri.
Nah, setiap aset investasi memiliki karakteristik potensi keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. “Jadi jika ditanya ‘mana aset investasi yang paling baik’, maka jawabannya adalah TERGANTUNG!” ujar Prita Hapsari Ghozie, SE, MCom., CFP, perencana keuangan independen dan direktur ZAP Finance. “Tergantung seperti apa profil resiko Anda? Tergantung berapa lama lagi dananya mau dipakai? Tergantung berapa besar keuntungan yang Anda inginkan?
Prita menjelaskan, bahwa meski saat ini produk finansial yang ditawarkan di Indonesia sangat beragam, mulai dari deposito, obligasi ritel Indonesia, reksadana, hingga unit-link, sebetulnya jenis aset investasi hanya dibagi menjadi empat. Apa saja?
Kas atau Tunai. “Meski namanyauang tunai, bukan berarti Anda bisa menempatkan uang di dalam lemari atau di bawah bantal seperti orang-orang jaman dulu,” tegas Prita. “Aset investasi dalam bentuk kas umumnya ditawarkan dalam bentuk tabungan, deposito, atau reksadana pasar uang. Potensi keuntungan yang didapat biasanya tidak lebih dari 6 persen per tahun, namun risiko investasi sangat kecil.”
PendapatanTetap. Aset finansial ini menurut Prita memiliki fitur memberikan pendapatan tetap bagi investornya, bisa bulanan atau tahunan. “Umumnya ditawarkan dalam bentuk Obligasi atau surat utang, dan reksadana pendapatan tetap,” ungkap Prita. “Kemungkinan nilai investasi Anda akan berkembang di atas 10 persen per tahun sangatlah minim, namun jika terjadi gejolak di pasar pun nilai investasi umumnya tidak berkurang drastis.”
Saham. Ini adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. “Saya biasanya membagi saham menjadi dua, yaitu saham perusahaan terbuka dan saham perusahaan tertutup,” papar Prita. “Contoh saham perusahaan tertutup adalah jika Anda memiliki usaha waralaba, atau usaha kecil rumahan.Untuk saham perusahaan terbuka, ada pilihan saham Blue Chips yang biasanya nilai kapitalisasi pasarnya besar, dan saham lapis kedua.”
Lebih lanjut Mike memaparkan bahwa untuk kelas aset saham, bisa ditemui pilihannya dalam bentuk reksadana campuran, reksadana saham, dan juga saham biasa. “Risiko investasi ini tergolong cukup tinggi, namun potensi keuntungan yang diberikan bisa mencapai lebih dari persen per tahun secara rata-rata,” kata Prita.
Aset fisik. Jenis terakhir adalah aset fisik yang umumnya berbentuk emas, batu permata, dan properti. “Nah, potensi keuntungannya bisa cukup bervariasi, tergantung dari bentuk investasi yang kita pilih,” Prita menjelaskan. “Keunggulan utama kelas aset ini tentu saja investor memegang langsung produk investasinya.”
Jadi, mana kelas aset investasi yang harus menjadi pilihan Anda? Menurut Prita, tentu saja semuanya. “Harus selalu diingat bahwa prinsip dasar berinvestasi adalah jangan pernah menempatkan seluruh dana Anda dalam satu kelas,” tegasnya. “Bentuklah suatu portfolio investasi yang terdiri dari empat kelas investasi di atas, dengan komposisi yang disesuaikan oleh profil risiko masing-masing.” (Antono Purnomo)
Sumber : http://www.readersdigest.co.id/
0 komentar:
Posting Komentar